Sabtu, 16 Januari 2016

Motivasi Menulis Blog



Sudah hampir sebulan ga posting-posting di blog sendiri, padahal udah mau komitmen mau posting seminggu sekali (walaupun ga ada yang baca yang penting lega bisa keluarin unek-unek dan isi otak yang biasa Cuma di sosmed dengan kata-kata yang singkat). tapii kesibukan diluar sana yang menggila sampe ga sempet mau nulis apa.. klise sih alasannya padahal ide-ide mau nulis komen-komen udah dikepala tapi susah bagi waktunya sama kegiatan lain belum lagi buntu ide mau nulis apa.
 
Buat saya sendiri yang tidak punya gift penulis yang baik dan menulis panjang lebar, menarik , harus berpikir keras…  Bagaimana meluapkan isi kepala dengan kata-kata yang bagus, menarik, mudah dipahami. Belum lagi mood yang suka berubah-ubah. Sebenernya menulis juga terapi mengingat yang saya lupa peristiwa-peristiwa yang kita alami seperti diary elektronik.

Baca novel yang roman sangat seru selain buat inspirasi kata-kata baru juga bisa bayangin karakter-karakter didalam novel berubah jadi film-film dengan actor-aktor yang saya suka hehehe. Salah satu penulis novel yang saya suka Ilana tan, entah bagaimana tiba-tiba saya jadi kepikiran mau baca novelnya. Terakhir saya baca novel nya waktu masih kuliah wow lama banget. Dan ternyata itu novel keduanya, seingat saya juga ga selesai bacanya. Setelah ubek-ubek google hanya ada novel-novel iliana tan sedangkan foto atau interview semacamnya tidak ada woahhh makin penasaran sebenernya orangnya kayak apa. Soo misterius…

Penasaran saya berlanjut semua berita tentang Ilana saya baca sampe ketemu facebook yang katanya interview langsung itupun tahunnya 2011. Semakin buka banyak artikel semakin tau kalau Ilana tan tidak pernah melakukan interview sama siapapun nahh loohh…Terserah deh siapapun yang diinterview saya tetap suka Ilana tan hehehhe.

 Ada kutipan dalam interview yang buat saya jadi semangat lagi buat menulis blog.
Kiat-kiat apa untuk menjadi penulis seperti kamu ?
Jangan takut gagal karena kegagalan adalah sebuah keberhasilan yang tertunda. Teruslah menulis untuk dan belajar singkirkan rasa bosan untuk belajar dan coba hal baru, tapi tahu batas. Jangan jadi anak alim ! Maksudnya disini, jangan belum-belum kamu merasa ciut untuk melakukan hal-hal baru yang belum tentu sepenuhnya negatif dan malah bisa memperluas wawasanmu akan dunia non-formal maupun non-akademis saja. Clubbing bukan hanya identik dengan tim cheerleaders atau tim-tim ‘gaul’ aja. Perpustakaan bukan hanya tongkrongan kutu buku dan orang katro saja. Coba segal hal di sekeliling kamu, dengan syarat kamu tahu batas ; yang positif di teruskan, yang negatif tentu di stop.
Bagaimana caranya bisa menulis carita dengan baik dan selesai sampai akhir cerita ?
Menulis bukan sekedar bakat, tapi yang pertama adalah kamu harus menyukai kegiatan ini, mencoba meluangkan waktu untuk menulis tiap harinya (walau cuma sebentar) dan tiap kali kejenuhan atau kebuntuan ide dating, berusaha menyikapinya dengan tenang (bukannya panik dan langsung BT). Seorang penulis juga harus suka membaca karena dengan begitu ia akan mendapat banyak referensi dan ilmu baru agar bisa menemukan gaya menulis yang paling tepat untuk dirinya.
Nah, kalo mengatasi writer’s block ?
Pada intinya writer’s block (kebuntuan menulis) akan mencul pada semua penulis, bahkan penulis yang jam terbangnya sudah tinggi sekalipun. Yang membedakan adalah bagaimana cara sipenulis menyikapi kebuntuan menulis tersebut dan hal itu adalah sesuatu yang harus diasah, lahir dari kebiasaan mengatasi masalah…


Ini gambar Ilana tan menurut facebook yang saya baca.


Ini gambar facebook akun yang membahas interview dengan Ilana Tan


Ini nama akun facebook akun yang memposting wawancara Ilana tan, setahu saya Tatauya Fujisawa itu salah saru karakter di novel 'Autumn in Paris' sebagai arsitek jepang yang memiliki ayah berdarah perancis.

*Berikut wawancara lengkap yang baca di facebook.

Interview Langsung Majalah STORY dengan ILANA TAN
maaf, aku gak bisa tag ke semua nya masalahnya jumlah tag terbatas :). tapi boleh di copy paste kok. ^^
happy reading ^^

STORY MAGAZINE Edisi 9/Th.I/25 Maret 2010 - 24 April 2010/ Rp 18.000 
Ilana Tan
Kejutan-kejutan Tak Disangka
Penulis yang satu ini nggak suka dengan publikasi, terutama yang menyangkut privacy nya. “Karya-karyaku saja yang dipublikasikan, jangan diriku. Aku grogi kalau berhadapan dengan media,” katanya via telepon. Tapi Story memang pantang menyerah. Dengan mengerahkan segala daya upaya, akhirnya bisa juga membuntuti penulis Winter In Tokyo ini.
Selasa sore itu, dengan bantuan seorang sahabatnya, Dian Nurillah, akhirnya Story bisa berbincang-bincang langsung dengan Ilana Tan. Pembaca novel karyanya dijamin bisa mengetahui denyut kehidupan karakter tokoh, cinta, keanekaragaman budaya, setting yang memukau dan alur yang menghanyutnya. Itulah ciri khas dari novelnya seperti Summer In Seoul, Autumn In Paris, Winter In Tokyo dan Spring In London.
Masih sibuk nulis terus, nih ?
Wajib itu ! Sekarang aja aku lagi buat alur cerita dari novel terbaruku. Ceritanya enggak kalah menarik dari Winter In Tokyo. Kamu tunggu aja.
Wow….! Nah, ngomong-ngomong novel Winter In Tokyo itu katanya terinspirasi dari film Jepang Last Friends. Bener gak ?
Ahh, nggak kok ! Cerita film Jepang Last Friends itu kan si cowoknya berbeda Negara sama si cewek. Mereka berpisah, meski mereka saling suka. Si cowok Korea, si cewek orang Jepang. Beberapa tahun kemudian mereka ketemu lagi dan si cewek sudah bisa bahasa Korea… dan si cowok jadi Sutradara. Mereka janji bakal ketemu lagi suatu saat nanti. Kalo di film Last friends itu si cowok jadi Sutradara film, sementara di novel ini sutradara music video. Cuma sama profesi sutradaranya doing, tapi sebenarnya isi ceritanya beda banget.
Denger-denger Winter In Tokyo mau dibuat versi filmnya?Bener ya ?
Saat ini memang ada produser yang menggali kemungkinan pembuatan film dari novel Winter In Tokyo, tapi selesainya tidak dalam waktu dekat ini.
Sejak kapan sih kamu suka menulis ?
Sejak SMP, awalnya aku memang tidak pernah merencanakan akan menjadi seorang penulis, karena cita-cita awal adalah menjadi pilot dan insinyur! Tapi seiring perjalanan, kemudian aku menjadi tertarik terhadap profesi seorang penulis novel. Lalu karena cintanya diriku terhadap dunia tulis-menulis, aku selalu mendokumentasikan langkah-langkah dan ilmu yang aku temui selama ini.
Mau tahu dong tentang novel Spring In London ?
Spring In London itu adalah lanjutan dari Summer In Seoul, Autumn In Paris, dan Winter In Tokyo. Kamu bisa liat kalau Keiko masih langgeng sama Kazuto, masih mesra dan tambah romantic. Juga Summer In Seoul… mmm, Si Jung Tae Woo jelas masih terkenal dan kayaknya masih sama Sandy, karena ngomongin cintanya di novel ini bijak banget ! Kalau Autumn In Paris sih emang nggak kesebut, karena kan cowoknya mati. Yang pasti Tara maupun Tatsuya tidak menyadari benang yang menghubungkan mereka dengan masa lalu, adanya rahasia yang menghancurkan segala harapan, perasaan, dan keyakinan. Ketika kebenaran itu terungkap, tersingkap pula arti putus asa, arti tak berdaya. Kenyataan juag begitu menyakitkan hingga mendorong salah satu dari mereka ingin mengakhiri hidup … Seru deh ceritanya !
Selalu tentang cinta ?
Aku beranggapan cinta itu sifatnya universal. Siapapun pernah merasakan, ada suka dan duka. Membicarakan masalah cinta, kayaknya sama siapa pun pasti enak aja. Makanya aku tertarik menulis cerita tentang pesan cinta. Intinya, tidak ada habisnya jika kita kita menulis cinta.
Karya mana yang paling berkesan buat kamu ?
Semua karya yang aku buat, tentunya semua aku suka. Apa lagi kalau tahu karyaku bisa membuat orang terhibur dan dihargai oleh pembaca. Itu nilai tambah buatku dan semakin bikin aku lebih giat lagi berkarya.
Apa alasan kamu menggunakan nama inisial dari pada nama asli ?
Aku adalah aku. Karena aku ingin orang melihat karyaku, bukan karena aku secara pribadi. Karya-karya akulah yang layak dilihat. Banyak juga loh penulis yang memakai nama inisial, tapi mereka mempunyai tempat tersendiri di hati pembacanya bahkan karya mereka lebih terkenal di masyarakat dari pada penulisnya sendiri.
Apa yang membuat kamu bisa seperti sekarang ini ?
Hingga saat ini aku terus belajar dan belajar. Untuk Story aku beberkan sedikit rahasia hingga aku bisa seperti sekarang ini. Nggak susah kok. Namun saking mudahnya, malah kadang jadi terlewat oleh kita. Aku selalu mencari tentang jati diriku. Kegagalan, kebahagiaan, kesedihan, mood yang tidak jelas, kejutan-kejutan tak disangka, selalu mewarnai hari-hariku, dan membentuk diriku saat ini. Tanamkanlah prinsip bahwa di esok hari harus lebih baik dari pada hari ini. Sehingga kamu nggak pernah berhenti mencari jati dirimu yang sebenarnya. Tetapkan tujuan yang akan di capai dan nikmati bagaimana perjalanan aku sampai hidupku jadi lebih berharga karena aku memiliki sesuatu yang positif, yang ingin aku perjuangan.
Kiat-kiat apa untuk menjadi penulis seperti kamu ?
Jangan takut gagal karena kegagalan adalah sebuah keberhasilan yang tertunda. Teruslah menulis untuk dan belajar singkirkan rasa bosan untuk belajar dan coba hal baru, tapi tahu batas. Jangan jadi anak alim ! Maksudnya disini, jangan belum-belum kamu merasa ciut untuk melakukan hal-hal baru yang belum tentu sepenuhnya negatif dan malah bisa memperluas wawasanmu akan dunia non-formal maupun non-akademis saja. Clubbing bukan hanya identik dengan tim cheerleaders atau tim-tim ‘gaul’ aja. Perpustakaan bukan hanya tongkrongan kutu buku dan orang katro saja. Coba segal hal di sekeliling kamu, dengan syarat kamu tahu batas ; yang positif di teruskan, yang negatif tentu di stop.
Bagaimana caranya bisa menulis carita dengan baik dan selesai sampai akhir cerita ?
Menulis bukan sekedar bakat, tapi yang pertama adalah kamu harus menyukai kegiatan ini, mencoba meluangkan waktu untuk menulis tiap harinya (walau cuma sebentar) dan tiap kali kejenuhan atau kebuntuan ide dating, berusaha menyikapinya dengan tenang (bukannya panik dan langsung BT). Seorang penulis juga harus suka membaca karena dengan begitu ia akan mendapat banyak referensi dan ilmu baru agar bisa menemukan gaya menulis yang paling tepat untuk dirinya.
Nah, kalo mengatasi writer’s block ?
Pada intinya writer’s block (kebuntuan menulis) akan mencul pada semua penulis, bahkan penulis yang jam terbangnya sudah tinggi sekalipun. Yang membedakan adalah bagaimana cara sipenulis menyikapi kebuntuan menulis tersebut dan hal itu adalah sesuatu yang harus diasah, lahir dari kebiasaan mengatasi masalah…
Wuihhhhh.., masukan yang bagus dan berguna banget ! Ternyata ngobrol dengan Ilana Tan, seru ! Banyak hal yang kita dapat. Ini pasti layak banget buat calon-calon penulis di Story.
(Wahyu/ft.Ist)










Tidak ada komentar:

Posting Komentar